WINDRA Tamaka adalah driver (sopir) Innova Hitam plat RI 46, saat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) melakukan kunjungan kerja di Sulawesi Utara selama tiga hari.
Sejak kedatangan Menteri Sandiaga di Bandara Sam Ratulangi Jumat (05/03) hingga balik ke Jakarta Minggu (07/03) subuh, Windra berada di balik kemudi mobil yang ditumpangi orang nomor satu di Kemenparekraf tersebut.
“Saya tak menyangka bisa beruntung terpilih menjadi driver Pak Menteri setelah melalui seleksi,” ungkap Windra dalam wawancara khusus dengan komentaren.net.
Di mata Windra, sosok Sandiaga Uno adalah menteri yang ramah dan low profile. “Pak menteri orangnya sangat baik dan rendah hati,” ungkapnya.
Hal itu diketahuinya, ketika Menteri milenial dari keluarga konglomerat itu menolak menggunakan mobil Alphard untuk kunker di Sulut. “Jangankan Alphard, fortuner ditolak beliau. Dia memilih Innova,” kisah Windra.
Kesan pertama saat menjemput di Bandara Sam Ratulangi, Windra sempat kaget karena Menteri Sandiaga memilih duduk di muka. “Ajudannya yang duduk di belakang. Dan selama naik mobil beliau di samping saya di depan,” kata Windra.
Sebagai seorang menteri, Sandiaga juga bersikap friendly terhadapnya, walau dia hanya seorang sopir. Sandiaga tak sungkan-sungkan untuk berbicara dengan Windra. Bahkan Sandiaga banyak bertanya terhadapnya. “Pak menteri menanyakan saya asal dari mana, dan saya sebut Sitaro campuran Jawa. Pak menteri pun membalas bahwa beliau berasal dari Gorontalo,” kisah Windra mengaku salut karena menteri langsung mengakrabkan diri, tanpa melihat stratifikasi.
“Pak menteri juga dalam bertanya, banyak menggali aspirasi terkait pariwisata. Beliau saat perjalanan ke Likupang menanyakan ke saya, apa hal yang sering dikeluhkan tamu atau turis saat berkunjung ke Likupang. Dan saat itu saya katakan sesuai pengalaman saya mengantar tamu, banyak yang mengeluhkan soal jaringan internet. Dan hebatnya masukan itu langsung diresponsnya dengan menelpon Menteri Kominfo. Apalagi beliau sempat merasakan kendala itu saat hendak webinar dari dalam kendaraan. Pak menteri orangnya hebat dan langsung merespons,” ungkap Windra salut.
Ada kisah menarik lainnya ketika di hari terakhir kunker Sandiaga di Sulut, Menteri Sandiaga mengatakan kepada dia, “Kamu sudah tiga hari bersama saya terus, tapi baru kali ini saya mendapatkan orang yang tidak meminta foto bersama,” tanya menteri. “Kamu mau apa sekarang,” sambung menteri.
“Saya kaget tapi senang waktu beliau bertanya begitu. Sehingga saya pun meminta kalau bisa Pak Menteri merekam video story singkat untuk saya dengan menyebut salam ke keluarga dan teman-teman terdekat saya,” kata Windra.
Tak hitung tiga, Menteri Sandiaga langsung menyanggupinya dan meminta ajudan untuk mencatat nama-nama yang akan disebutnya. Menteri kemudian mengambil handphone Windra sambil mengatakan “Kamu driver saja terus, nanti saya rekam,” kata Sandiaga sambil menyebut nama Windra Tamaka dan salam untuk keluarga dan teman-temannya. Di akhir video itu Menteri Sandiaga menutup dengan kalimat “Pasiar jo ka Manado seraya mengacingkan jempolnya bersama Windra, sang sopir.
Kesan mendalam lainnya menurut Windra, saat mengantar menteri ke Bandara Sam Ratulangi untuk kembali ke Jakarta, dia mendapat oleh-oleh jaket milik Menteri Sandiaga Uno.
Sayang, aku Windra, jaket itu ukurannya tak pas untuknya karena dirinya berbadan besar. Tapi lagi-lagi Menteri Sandiaga mengatakan, “Begini saja. Daripada jaket ini tidak kamu pakai, nanti setelah di Jakarta saya akan bikinkan yang sesuai ukuranmu. Mei nanti saya akan datang lagi di Manado,” kata Sandiaga seakan menghiburnya.
Bagi Windra, tugasnya sudah selesai, namun kesan membawa seorang menteri seperti sosok Sandiaga Uno, tak akan pernah dilupakannya seumur hidup. (rik)
redaksikomentaren@gmail.com