Jakarta, Komentaren.net – Adanya kasus efek samping vaksin Corona AstraZeneca di Sulawesi Utara (Sulut), ditanggapi pihak World Health Organization (WHO). Hal ini disampaikan juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan RI, dr Siti Nadia Tarmizi.
Kementrian Kesehatan menyatakan sedang mengkaji temuan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) yang terjadi di Sulut. “Sedang dikaji WHO, ITAGI, dan Komnas KIPI,” ungkap dr Nadia dilansir detikhealth, Sabtu (27/03/2021).
Pasalnya kejadian ini hanya terjadi Sulut, sedangkan daerah lainnya belum diperoleh laporan adanya KIPI berat. “Yang (daerah) lain tetap jalan,” tukasnya.
Seperti diketahui Satgas Penanganan COVID-19 Sulut menyebut, dari 3.990 warga yang divaksin AstraZeneca, ada kejadian KIPI di antaranya demam, menggigil, nyeri badan, nyeri tulang, mual, dan muntah.
Buntut hal ini, Pemerintah Provinsi Sulut secara resmi menghentikan sementara pemberian Vaksin jenis AstraZeneca (AZ). Hal ini ditegaskan melalui surat edaran yang ditandatangani kadis kesehatan Provinsi Sulut, dr Debbie Kalalo tertanggal 27 Maret 2021.
Juru bicara Satgas Covid-19, dr Steven Dandel menyatakan Vaksinasi AZ dihentikan sementara untuk menunggu keterangan Kementrian Kesehatan dan WHO karena ada efek simpang.
“Ini dihentikan sementara karena ada efek samping sambil menunggu keterangan kementrian kesehatan dan WHO. Beberapa penerima Astrazaneca mengalami beberapa keluhan efek simpang. Rata-rata keluhannya demam, menggigil, sakit kepala, badan terasa sakit dan lemas,” Jelas Dandel.
Lanjut Dandel, hal ini dilakukan sebagai langkah kehati-hatian, mengingat adanya angka kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) sebesar 5 sd 10 persen dari total yang divaksin AZ.
“KIPI ini hadir dalam bentuk gejala Demam, menggigil, nyeri badan, nyeri tulang, mual dan muntah. Kami perlu mempersiapkan komunikasi resiko kepada masyarakat untuk dapat menerima fakta ini. Supaya tidak terjadi kepanikan di masyarakat,”urai Dandel.
“Langkah ini juga perlu dilakukan untuk menyesuiakan pola dan pendekatan vaksinasi terutama yang targetnya adalah unit usaha atau institusi. Supaya tidak dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap karyawannya. Tetapi bertahap, agar supaya unit usaha tidak perlu ditutup kalau ada banyak karyawan yang terdampak KIPI,” tambahnya.
Untuk penerima Vaksin AZ di Sulut, disebut Dandel sudah tembus 3990 orang. “Baru di Kota Manado, Di Bitung belum mulai,”pungkasnya.(mon)
redaksikomentaren@gmail.com