KOMENTAREN.NET, Bolmut – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) Drs. Salim Bin Abdullah ternyata mantan wartawan. Hal itu diungkapkannya saat bersua dengan awak media ini di ruang Bamus DPRD Bolmut, Kamis (14/11/2019).
Menurut Pria Kelahiran Desa Buko, 18 Juni 1962 ini mengaku namanya tercantum dalam data base PWI dengan nomor keanggotaan PWI 20.00.747. “Silakan cek di Website PWIPerss. Disitu ada nama saya,” kata dia disela-sela persiapan pembahasan APBD 2020.

Dihadapan sejumlah pewarta dia mengulas cerita saat menjadi wartawan. “Dulu sekitar tahun 90an, menjadi wartawan sangat sulit sekali. Kami membuat berita masih memakai mesin ketik. Sedihnya lagi, naskah berita yang kita buat, diremas-remas dan dibuang ketempat sampah oleh redaktur. Ditambah lagi dengan kendala dalam mencari nara sumber berita,” ucap dia sambil tertawa mengenang masa lalunya saat jadi wartawan.
Berbeda dengan zaman sekarang sambung dia, wartawan bisa dengan mudah membuat berita karena didukung perangkat yang modern. “Kalau sekarang bikin berita tinggal buka Laptop, ambil HP kemudian hubungi narasumber,” ujar dia.
Kendati demikian lanjutnya, profesi yang dijalaninya saat itu telah banyak memberikan efek positif dalam perjalanan hidupnya. “Banyak hal yang saya dapatkan sejak menjadi wartawan. Dan alhamdulillah apa yang saya dapatkan hari ini adalah bagian dari proses yang saya jalani tempo dulu,” tuturnya.
Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Bolmut ini mengungkapkan, semasa wartawan dia menjabat sebagai kepala Biro Kabupaten Bolmong di media cetak HR Suluh Merdeka. “Waktu itu teman wartawan saya adalah Hamim Pou yang sekarang Bupati Bonebolango dan Andi Engka. Kala itu,ketua PWI pusat dijabat oleh Sofjan Lubis,” ungkapnya.
Selain mengulas masa lalunya saat menjadi wartawan, wakil rakyat empat periode ini tak lupa memberikan petuah kepada pewarta di Kabupaten Bolmut dengan celoteh sebuah pantun. “Kalau takut dilebur pasang jangan berumah ditepi pantai. Kalau takut digertak masa jangan jadi anggota PWI,” tutupnya.(RHB)

redaksikomentaren@gmail.com