SULAWESI Utara (Sulut) berpotensi masuknya virus corona yang sedang merebak di Tiongkok. Hal ini terkait banyaknya turis China yang masuk ke daerah ini. Namun Pemerintah Sulut telah mewaspadainya dengan melakukan pemeriksaan di bandara Sam Ratulangi.
Penumpang yang masuk lewat bandara akan dideteksi lewat thermoscan terlebih dahulu. Staf Khusus Gubernur Sulut Bidang Pariwisata, Dino Gobel kepada Komentaren menegaskan, Sulut sudah sangat siap untuk mencegah masuknya virus Corona.
โSangat siap. Prosedur check kesehatan bagi para wisatawan Tiongkok ke Manado sudah ada. Melalui quick response team CIQ (custom, imigration, quantantine) bersama angkasa pura I bandara Manado, selalu punya prosedur standar dan dalam kondisi sekarang ekstra waspada. Artinya, ada alat X-ray yang dimiliki qarantina kesehatan bandara untuk mendeteksi penumpang yang masuk. Juga makanan dan snack yang mereka bawa diperiksa karantina pertanian. Bahkan termasuk sampah pesawat juga ikut diantisipasi,โ ungkap Dino.
Dia memastikan,ย Gubernur Olly Dondokambey dan Wagub Steven Kandouw bersama Sekprov Edwin Silangen selalu kompak mewarning hal seperti ini.
โJuga dari pemerintah Tiongkok kan sudah menjamin, setiap penumpang yang akan berangkat keluar negeri, termasuk ke Manado, sudah menjalani pemeriksaan kesehatan dari negara asal mereka. Insya Allah tidak takabur, diantisipasi. Dan jika ditemukan ada yang seperti itu, kawan-kawan karantina kesehatan sudah punya prosedur darurat,โ tandasnya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Sulut, Dr Debie Kalalo melalui Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit, Dr Steven Dandel menjelaskan, guna mengantisipasi masuknya virus corona ke daerah ini, intens dilakukan mulai dari masuknya wisatawan manca negara khususnya dari Cina sejak dari Bandara Sam Ratulangi.
“Masuknya corona virus diantisipasi sejak dari Bandara Samrat. Ada temuan virus ini di Wuhan. Karena itu pengawasan masuknya wisman khususnya dari Cina diawasi ketat. Ada scanner di bandara untuk memeriksa wisatawan yang masuk ke Sulut. Yang terindikasi akan diperiksa lebih lanjut,” katanya. Dijelskan, corona virus ini semacam sars yang pernah menghebohkan, penyebarannya melalui udara.
Corona virus dijelaskan berasal dari hewan, kemudian menular dari manusia ke manusia.
Untuk itu dijelaskannya agar masyarakat terus meningkatkan kewaspadaan. Misalnya bila berada di tempat umum memakai masker, apalagi bila bepergian ke luar negeri.
Selain corona virus, Dinkesda Sulut juga mengantisipasi akan penyakit anthrax. Dijelaskan oleh Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinkesda Sulut, meski Sulut masih aman dari anthrax, namun perlu tetap waspada.
“Saat ini memang ada temuan anthrax di DIY Yogyakarta. Daerah terdekat Sulut yang pernah ditemukan anthrax adalah di Gorontalo 2017 silam. Oleh sebab itu Sulut tetap harus waspada,” katanya lagi.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sulut Drh Hanna Olly Tioho MSc menambahkan, pihaknya juga terus mengawasi hewan-hewan yang dapat menularkan penyakit Anthrax yaitu sapi dan kambing di daerah ini. “Kita bersyukur belum ada ditemukannya hewan terindikasi anthrax di Sulut. Tapi kita tetap waspada,” katanya.
Hanya saja, drh Hanna Tioho MSc juga mengharapkan perhatian dari pihak instansi terkait, mengingat minimnya dokter hewan di Sulut, khususnya untuk mengantisipasi penyakit anthrax.
Dijelaskannya, untuk Manado, Minahasa, Minsel dan Bolmong masing-masing hanya ada satu dokter hewan. Hanya di Tomohon menurutnya ada 2 dokter hewan untuk penyakit antrhax ini. (kim/rik)

redaksikomentaren@gmail.com