SELEGRAM cantik Bianca Devins (17) asal Amerika Serikat, tewas secara tragis di tangan kekasihnya, Brandon Andrew Clark, yang juga seorang selebgram. Kasus ini mendapat sorotan luas, karena Clark malah mengunggah sebuah gambar yang diduga jasad Devins ke media sosial.
Clark diduga melukai tenggorakan Devins hingga nyaris terputus setelah sebelumnya menikam dia di bagian leher. Dalam foto yang diduga jasad Devins, Clark menulis kalimat โmaafkan saya Biancaโ. Kejadian ini membuat Instagram kena getahnya karena gambar mengerikan yang diunggah Clark tak dihapus oleh media sosial itu selama hampir satu hari. Kritik menyebut Instagram telah mengesampingkan sistem penyaring untuk konten sensitif.
Dikutip dari mirror.co.uk, Selasa, 16 Juli 2019, Clark saat ini sudah ditahan oleh Kepolisian Utica, New York. Dia dan Devins bertemu di Instagram dua bulan lalu dan sejak itu hubungan keduanya dengan cepat berubah menjadi hubungan asmara.
Sebuah sumber menceritakan, kedua sejoli itu terlihat bertengkar setelah menghadiri sebuah konser di New York City pada Sabtu malam, 13 Juli 2019. Tidak diketahui apa yang memicu pertengkaran keduanya. Clark kemudian diduga menggunakan sebilah pisau berukuran besar untuk membunuh Devins pada Minggu pagi, 14 Juli 2019 atau persisnya setelah dia mengantar Devins pulang ke kota Utica.
Instagram Clark ramai ketika para pengikutnya atau followers resah dengan tulisan yang diunggah Clark yang mengindikasikan dia telah membunuh seseorang dan mengunggah sebuah foto yang dicurigai jasad Devins.
Setelah 24 jam, foto yang diunggah Clark itu baru kena sensor karena terindikasi mengandung konten sensitif atau persisnya setelah seseorang melaporkannya dengan serius. Kendati begitu, para pengguna Instagram masih bisa melihatnya dengan men-klik pada bagian gambar itu. Hingga Senin pagi, akun Instagram Clark masih aktif.
โKami bersimpati pada mereka yang terpukul atas unggahan gambar tragis ini. Kami sedang mengambil langkah serius untuk menghapus konten ini dari platform kami. Kami telah mengambil langkah secepatnya dan selalu meningkatkan diri. Kami tidak ingin para pengguna melihat konten kekerasan,โ tulis Facebook, sebuah perusahaan media sosial yang menaungi Instagram. (mrr)

redaksikomentaren@gmail.com