UMURNYA tidak muda lagi. Pria bernama Sjamsu Rajab ini sudah berumur 61 tahun. Dia adalah kakek dari 9 cucu. Namun soal semangat dalam menjalankan tugas, pria yang bertugas di Kantor BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kota Manado ini, patut diteladani.

Hebatnya, di tengah pandemi Covid-19 saat ini, Sjamsu ditugaskan sebagai Koordinator Tim Pemakaman Jenazah PDP, bahkan pasien yang meninggal positif Covid-19.
Diwawancarai khusus Komentaren.net, Rabu (06/05/2020), Sjamsu mengaku dia bersama tim sejauh ini telah melakukan pemakaman terhadap 19 jenasah berstatus PDP maupun yang positif Covid-19 di Kota Manado.

“Kami tiap hari stand by, jika ada tugas untuk pemakaman langsung bergerak,” katanya. Menurut Sjamsu, awalnya tim pemakaman ada 6 orang. Namun saat ini sudah berjumlah 12 orang. “Satu terdiri dari 6 orang. Saat ini sudah ada dua tim,” kata pria yang juga Koordinator Operasi CORE Orda Sulut ini.
Apakah tidak takut ketika pertama kalinya ditugaskan dalam tim pemakaman ? “Tidak, karena sejak pertama kali kami sudah dibriefing dokter bahwa ini aman. Kami menggunakan APD lengkap. Proses pemakaman juga sesuai protap kesehatan. Sehabis pemakaman, pakaian APD yang dipakai juga dimusnahkan,” kata dia.
Dan sebagai tim pemakaman jenazah Covid-19, pihaknya selalu diperiksa lewat rapid test. “Kami diperiksa rutin, dan juga setelah pemakaman kami ada tempat karantina untuk membersihkan diri, disinfektan dan lainnya, sebelum pulang ke rumah,” lanjut Sjamsu,
Mereka juga kalau pu,angnrumah dilengkapi alat komunikasi, dan akan secepatnya kembali ke kantor jika ada tugas memanggil. “Sewaktu-waktu dipanggil, kami siap,” ungkap pria yang adalah koordinator UPK P/KB GMIM di kolom 13, Jemaat GMIM Efrata di kompleks Perumahan Pandu ini.
Dia mengatakan, menjalankan tugas yang bagi sebagian orang mungkin ‘mengerikan’ dan dihindari, adalah karena semata-mata panggilan tugas kemanusiaan.
“Selain merupakan tugas dari pemerintah, ini juga demi kemanusiaan. Saya bersyukur Tuhan memberikan saya kesempatan untuk kerja kemanusiaan di tengah Pandemi Corona saat ini, mebantu pemerintah dan masyarakat. Tuhan juga memberikan berkat bagi saya, meski sudah umur kepala enam, tapi tenaga saya masih seperti 30-an tahun,. Puji syukur bagi Tuhan,” katanya semangat.
Dia juga senang, karena keluarganya, terutama istri dan anak-anak mendukung dan mengerti akan tugas yang diembannya saat ini. “Keluarga mengerti. Mereka paham dengan segala resiko. Saya katakan ke istri, beginilah tugas untuk pemerintah dan kemanusiaan,” katanya.
Sebagai tim reaksi cepat di BPBD, Sjamsu memang menjadi salah satu andalan dalam berbagai tugas ketika bencana terjadi, seperti halnya ketika Manado beberapa kali kebanjiran, dia berada di garis depan untuk membantu masyarakat. Dia juga merupakan Koordinator Rescue Bartagana Sulut. (vil/*)

redaksikomentaren@gmail.com