Manado, Komentaren.net – Bupati Talaud, dr Elly Engelbert Lasut (E2L) mengatakan, pihaknya akan menyiapkan kuota sebanyak 2000 orang tenaga kerja (naker) yang akan bekerja di Jepang. 1500 naker di Talaud, dan 500 lainnya di berbagai wilayah di Sulawesi Utara (Sulut).
Menurutnya, ini dalam rangka mengatasi dampak pandemi Covid-19 dimana pendapatan ekonomi masyarakat menurun, sekaligus memberikan kesempatan kerja warga Talaud dan Sulut pada umumnya dengan gaji yang jauh lebih baik.
Pekerjaan di Jepang tersebut resmi, karena pihaknya telah melakukan MoU (Memorandum of Understanding) bersama PT Takumi Koba Indonesia dan difasilitasi langsung Pemerintah RI lewat BP2MI (Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia) yang dikepalai Benny Rhamdani.
“Ini merupakan inisiatif BP2MI yang merupakan badan resmi pemerintah Indonesia. Kita harapkan kemudian masyarakat di Talaud atau yang ada di Sulut, bisa berangkat bekerja di Jepang. Untuk itu, saya mengundang seluruh anak muda di Talaud, bahkan yang ada di Sulut, mengikuti program ini. Saya targetkan 2000 orang supaya bisa dikirim ke Jepang. Nantinya disiapkan 10 naker per desa. Totalnya nanti 1500 dari Naker di Talaud, sedangkan 500 lainnya anak Talaud di berbagai wilayah di Sulut atau gabungan lainnya. Dan ini akan difasilitasi pemda. Pemda akan berikan bantuan untuk kursus bahasa (Jepang) dan attitude sehingga mereka layak untuk bekerja di sana,” katanya.
Untuk keberangkatan nanti, pihaknya akan berkoordinasi dengan dengan pihak perbankan untuk dapatkan dana per orang (naker). Yang pasti, katanya, pihaknya akan memanfaatkan secara optimal peluang dan potensi yang diberikan Presiden atau Pemerintah RI.
“Kita akan realisasikan sampai naker kita bekerja di Jepang, mereka mendapatkan pekerjaan dan menutup semua pinjaman akibat biaya yang akan dikeluarkan nantinya,” terangnya.
Bidang profesi yang dibutuhkan untuk bekerja di Jepang mencakup berbagai bidang pekerjaan, yakni nurse (parawat), pertanian, perikanan, perkebunan, atau menjaga lansia. “Semoga ini terlaksana dan semua pihak bisa memberikan dukungan, termasuk sektor perbankan,” katanya menyebut, diharapkan naker yang dikirim nantinya di bawah usia 40 tahun. “Supaya mereka masih optimal dan memuaskan masyarakat dan pemerintah Jepang.”
Dia menambahkan, naker Indonesia sendiri didengarnya cukup diterima di Jepang dan masih dianggap lebih baik di Jepang. “Naker Indonesia memiliki atitude lebih baik. Kebanyakan diterima dibandingkan naker dari Negara lain,” kata Bupati Lasut saat diwawancarai pers, Kamis (25/02/2021).
Dia mengharapkan dua minggu ke depan persiapan sudah dilakukan dan 4 bulan ke depannya, para naker tersebut sudah bisa diberangkatkan ke “Negeri Matahari Terbit” tersebut. (rik/*)

redaksikomentaren@gmail.com