oleh

Pengucapan, Banyak Warga Minsel Rayakan di Kobong

PERAYAAN Pengucapan Syukur di Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) tahun 2020 ini berbeda dengan perayaan tahun-tahun sebelumnya.

Dari pantauan wartawan di Amurang, Minggu (12/07/2020), suasana di ibukota kabupaten Minsel itu, tidak lagi diwarnai kemacetan kendaraan bermotor.

Ibadah gereja pagi juga mayoritas masih dilakukan secara online dan
menggunakan pengeras suara toa. Warga hanya membawa amplop ke gereja sebagai ucapan syukur. Dan kebanyakan amplop persembahan itu dijemput pelsus.

Pada siang hari, jam makan siang, warga umumnya berkumpul dan makan siang di rumah masing-masing de gan menu spesial, meski tidak lagi dalam jumlah yang banyak.

Daei pantauan di pasar sejak pagi hingga siang, harga daging babi juga tidak terjadi kenaikkan signifikan. “Harga daging biasa saja, sekitar 35 sampai 40 ribu,” kata Ibu Yulin, wadga Amurang.

Senada disampaikan warga penjual daging babi. “Banyak juga warga yang membeli tapi tidak dalam jumlah banyak seperti tahun-tahun sebelumnya. Karena itu harganya standar-standar,” kata si penjual.

Sejumlah warga Amurang yang ditemui mengatakan, mereka tidak merayakan tradisi pengucapan seperti biasa, karena memang ada larangan mengundang tamu. “Kalau undang mo kena denda,” aku Ibu Ria.

Namun ada fenomena menarik di pengucapan kali ini, karena banyak warga yang merayakan pengucapan di kebun. Umumnya mereka bersama keluarga dan saudara dekat. “Iya banyak yang ke kobong, kalu di rimah kong dapa tau terima tamu mo dapa denda,” ungkap sejumlah warga.

Pada bagian lain, pembuatan nasi jaha dan dodol yang selalu menjadi ciri khas setiap pengucapan di Minsel, tidak banyak terlihat. Sejumlah warga mengaku, mereka memang sengaja tidak bikin karena tidak adanya tamu. Selain itu mereka mengakui secara ekonomi sangat berpengaruh di tengah pandemi ini. “Susah doi skarang,” celetuk mereka. (vil)