Jakarta, Komentaren.net –Tenaga kerja (naker) asal Sulawesi Utara (Sulut) memiliki peluang untuk bekerja di Jepang secara resmi. Upaya ini dilakukan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) yang dinakhodai Benny Rhamdani.
Menariknya, gaji naker di Jepang bisa mencapai Rp27 juta dengan masa kontrak 5 tahun. Hal ini disampaikan Kepala BP2MI, Benny Rhamdani ketika menghadiri perjanjian kerjasama dengan Pemerintahan Kabupaten Talaud di Aula KH Abdurrahman Wahid BP2MI Jakarta, Selasa (23/02/2021).
Dalam kesempatan itu, hadir langsung Bupati Talaud dr Elly Engelbert Lasut (E2L). Pemkab Talaud secara serius akan menyiapkan ribuan naker asal Talaud untuk dikirim ke Jepang.
Kepala BP2MI Benny Rhamdani mengatakan jabatan seperti Perawat dan Caregiver (pengasuh lansia) di Jepang memiliki gaji yang cukup besar. “Mencapai Rp 22 juta sampai Rp 27 juta, dengan kontrak kerja 5 tahun,” ungkap Benny dilansir portal resmi BP2MI.
Pihak swasta yang akan menjadi penyaluran naker ke Jepang adalah PT Takumi Koba Indonesia, salah satu Badan Hukum yang memiliki inisiatif menyiapkan dan meningkatkan SDM dalam rangka penempatan, khususnya ke negara Jepang.
Perusahaan ini adalah perwakilan RSO (Registered Support Organization) di Jepang yang tugasnya untuk rekrutmen dan memberikan pendidikan dan pelatihan bagi CPMI (Calon Pekerja Migran Indonesia) yang akan ditempatkan di Jepang.
Direktur Utama PT Takumi Koba Indonesia, Lisa Heriyati mengatakan, pihaknya akan memberikan pelatihan Bahasa jepang sampai level yang menjadi standard oleh pemerintah Jepang, serta memberikan pelatihan keterampilan Caregiver melalui praktik kerja langsung bagi naker yang akan berangkat ke Jepang.
Sementara Bupati Talaud Elly Lasut mengungkapkan, akan menyiapkan sedikitnya 1.500 naker program tersebut. “Kami memiliki kuota pelatihan sebanyak 1.500 orang dari setiap desa di Kabupaten Talaud. Semua persiapan pelatihannya akan bekerjasama dengan PT Takumi Koba Indonesia yang difasilitasi dan diinisiasi oleh BP2MI,” ujar Lasut mengharapkan dengan banyaknya naker Talaud ke Jepang, akan membantu perekonomian masyarakat, serta mengentaskan kemiskinan.
Dalam sebuah webinar bertajuk “Duta Bangsa Menuju Global” baru-baru ini terungkap bahwa Naker Indonesia ke depan akan memiliki peluang besar bekerja di Jepang, karena Negara tersebut banyak penduduknya akan memasuki usia tidak produktif di tahun 2025.
President Liana Segrus, Co, Ltd Kazuya Yamanouchi mengakui, bahwa di Jepang saat ini sedang mengalami kekurangan tenaga kerja (extreme labor shortage). Menyadari situasi tersebut, parlemen Jepang mengeluarkan kebijakan ketenagakerjaan baru melalui amendemen Immigration Control and Refugee Recognition Act. “Kebijakan ini berlaku sejak April 2019 lalu dan akan membuka peluang kerja seluas-luasnya kepada negara lain,” imbuhnya.
Naker Indonesia bekerja di Jepang secara resmi akan menerima gaji lumayan tinggi, mengingat UMR pekerja Jepang jika dirupiahkan berkisar Rp 25 juta.
Saat ini pekerjaan yang sangat besar peluangnya di Jepang adalah perawat dan penjaga lansia. Jepang membuka kesempatan luas naker dari luar negeri untuk bidang ini, karena mereka sedang menghadapi problem, dimana generasi baby boomer akan masuk ke dalam penduduk usia tidak produktif di tahun 2025. Populasi ini akan meningkat 17,8% dari total populasi di Jepang. Sedangkan angkatan kerja produktif di Jepang akan mengalami penurunan, sehingga kebutuhan tenaga kerja di sektor keperawatan akan terus meningkat.
Komisaris PT Duta Global Insan Indonesia Ace Suryadi yang juga Dewan Pakar dan Ketua Pusat Kajian Kebijakan Pendidikan Nasional PGRI mengatakan, dalam 10 tahun ke depan, Jepang membutuhkan sekitar 8-10 juta pekerja terdidik Indonesia untuk bekerja di berbagai jenis dan sektor industri. (sbr/*)

redaksikomentaren@gmail.com