JAKARTA – Kelompok yang memboncengi aksi massa 21 dan 22 Mei di Jakarta, diduga telah disetting dan dibayar untuk menciptakan kerusuhan. Sebagian pelaku merupakan preman bertato yang melancarkan aksinya sudah meneguk minuman keras (miras).
Polisi telah menemukan bukti bahwa para pelaku rusuh tersebut dibayar Rp200.000 hingga 500 ribu per orang. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono dalam konperensi pers kemarin (22/05) mengungkapkan, pihaknya menemukan amplop dari 257 tersangka yang melakukan aksi kerusuhan di tiga tempat, Tanah Abang, Petamburan dan Gambir.
โDan amplop berisi uang itu sudah ada nama-namanya. Selain itu ditemukan juga uang cash sebesar Rp5 juta sebagai uang operasional kegiatan,โ kata Argo seraya menambahkan, dari pengakuan tersangka ada yang menyuruh dan membayar mereka. โKatanya uang itu dari seseorang. Dan orang itu sedang kita cari. Jadi hal ini sudah disetting,โ katanya.
Dan para tersangka, lanjutnya, merupakan warga dari luar Jakarta. Di antaranya dari Jawa Barat. Ketika mereka datang, pertama berkumpul di Sunda Kelapa. โDi sana mereka bertemu beberapa orang dan kemudian merencanakan menyerang asrama polisi di Petamburan. Ada barang bukti dan rekamannya. Jadi memang disetting untuk melakukan penyerangan asrama polisi.โ
Dari tangan para perusuh, kata Argo, polisi menyita sejumlah senjata yang dibawa di antaranya clurit, busur panah dan bom Molotov, serta sebuah bendera hitam. โDan selain ada yang menyuruh, juga ada provokatornya yang menggugah kata-kata yang sudha diatur,โ kata Argo seraya memperlihatkan transkrip chat.
Sementara Kapolri Jenderal Tito Karnavian membenarkan bahwa pelaku rusuh yang mayoritas adalah anak-anak muda ini, mengaku dibayar untuk melakukan aksinya. “Ditemukan di mereka amplop berisikan uang totalnya hampir Rp 6 juta, yang terpisah amplop-amplopnya. Mereka mengaku ada yang bayar,” kata Tito. Sampai kemarin (22/05), aksi massa masih sulit dikendalikan.
Secara terpisah, Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengucapkan bela sungkawa atas jatuhnya korban jiwa dalam demonstrasi yang terjadi pada 21 Mei, malam hingga 22 Mei subuh tadi sampai malam. Prabowo ikut sedih, demo yang dilakukan hingga menimbulkan korban. “Kami mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya enam orang dan terlukanya ratusan masyarakat yang menjadi korban kekerasan pada malam hari dan dini hari yang baru lalu,” jelas Prabowo di Kertanegara, Jakarta, Rabu (22/05).
Prabowo mengatakan, dirinya sangat mendukung seluruh tindakan demonstrasi yang dijamin oleh konstitusi. Namun, demo tersebut harus damai dan tanpa kekerasan. “Seperti yang sudah kami sampaikan berkali-kali sebelumnya, kami mendukung semua penggunaan hak konstitusional yang berakhlak, yang damai dan tanpa kekerasan, dalam perjuangan politik kebangsaan kita,” tegas mantan Danjen Kopassus itu.
Prabowo mengimbau, kepada seluruh pihak masyarakat yang menyampaikan aspirasinya serta kepolisian, TNI, dan semua pihak untuk menahan diri agar tidak melakukan kekerasan. “Kami meminta peristiwa kekerasan tadi malam dan juga terjadi subuh tadi, yang telah mencoreng martabat dan marwah Indonesia jangan boleh terjadi lagi, bila hal ini sampai terjadi lagi, maka kami sangat khawatir rajutan dan anyaman kebangsaan kita bisa rusak dan sangat sulit untuk kita rangkai kembali,” tutup Prabowo. (lps/sbr)

redaksikomentaren@gmail.com