oleh

Patung Dr Sam Ratulangi di Davao, Andil Dr Sinyo Harry Sarundajang

Komentaren.net – Pahlawan nasional asal Sulawesi Utara, Dr Sam Ratulangi belum sekalipun mengunjungi Kota Davao, Filipina. Namun patungnya berdiri di kawasan Freedom Park Kota Davao. Kehadiran Dr Sam Ratulangi di Davao tersebut tak lepas dari peran besar Dr Sinyo Harry Sarundajang (SHS).   

Gagasan itu bermula ketika Sarundajang menjabat Walikota Bitung. SHS kemudian menjalin kerjasama dengan Kota Davao yang saat itu dipimpin Rodrigo Roa Duterte. Persahabatan Sarundajang dan Duterte diwujudkan dengan jalinan “Sister City” Davao dan Bitung tahun 1993.

Seiring jalinan kota kembar itu, SHS dan Duterte pun menggagas hadirnya pahlawan nasional kedua Negara di Davao dan Bitung. Dibuatlah patung Dr Sam Ratulangi di Kota Davao, dan patung Pahlawan Nasional Filipina, Dr Jose Rizal di Kota Bitung.

Legasi SHS tersebut merupakan perwujudan dari petikan kalimat terkenal Ir Soekarno bahwa “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.”

Hingga ajal menjemputnya, Dr Sinyo Harry Sarundajang terus meninggalkan kesan bagi “blood brothernya” Rodrigo Duterte yang saat ini menjadi orang paling berkuasa di Filipina. Pernyataan mendalam Presiden Duterte saat Sarundajang dipanggil Tuhan dengan menyebut sahabatnya sebagai “True Friend and Brother of All”.

Jumat (19/02/2021), Dr Sinyo Harry Sarundajang akan dikebumikan sebagai peristirahatan terakhirnya. SHS meninggal saat masih aktif menjabat Duta Besar RI untuk Filipina, Marshal Island dan kepulauan Palau.   

Sarundajang meninggal 13 Februari 2021. Dalam karirnya merupakan birokrat paripurna yang banyak memegang jabatan kepala daerah, dan merengkuh seabrek penghargaan Pemerintah Indonesia, bahkan luar negeri. SHS pernah mendapat penghargaan tertinggi dari Filipina ketika masih dijabat Presiden Arroyo. SHS juga mendapat penghargaan duta perdamaian dunia. Kini dia pergi beristirahat untuk selama-lamanya…(sbr/*)