PRESIDEN RI Ir Joko Widodo (Jokowi), terlihat enjoy dan menikmati kunjungannya ke Manado, 31 Maret lalu. Apalagi ada banyak masyarakat yang menyambutnya disejumlah titik ruas jalan.
Nah di balik semua itu, rupanya ada kisah unik dari para pengawalnya, yakni Pasukan Pengamanan Presiden atau Paspampres.
Seperti yang dialami Komandan Tim (Dantim) Paspampres, Letnan Kolonel Is Wibowo.
Kepada Komentaren di Rukop Billy 17, Selasa (02/04), Wibowo menceritakan kisahnya saat mengawal sang presiden. โWaduh, Manado memang luar biasa. Ini yang paling jauh saya jalan sambil lari-lari sedikit ngawal bapak,โ celotehnya.
Sedikit bercanda, Dantim mengaku sepatu yang dipakainya bahkan nyaris sobek karena pengawalan itu. โNgawalnya jalan di samping mobil, dikit-dikit berlari dan sepatuku nih ampir sobek kena motor teman paspam,โ celetuknya sembari tertawa. Wibowo mengatakan, saat dari bandara ke Hotel Sutan Raja, ia hanya sesekali naik kendaraan Paspampres. Selebih itu, jalan sambil berlari.
โDapet istirahat itu pas di perempatan (TransMart) saat bapak turun. Di situ kita setop lumayan lama. Setelah itu yah jalan lagi. Kurang lebih ada lima kilo jalan sambil dikit-dikit lari,โ ujarnya.
Meski bisa istirahat sejenak, namun sebagai komandan tim atau Dantim Paspampres, pikiran dan mata Wibowo tetap bekerja. Apalagi saat itu banyak sekali masyarakat yang mengelilingi mobil RI 1. โMata saya ke mana-mana. Tidak bisa lengah. Yah sudah begitu kerjaannya kita,โ sahutnya. Menurut Wibowo, Presiden Jokowi dalam setiap kunjungan kerjanya, sama sekali tidak ingin masyarakat dan pengguna jalan terganggu. Presiden menurutnya ingin situasi di wilayah tempat kunjungannya, mengalir sebagaimana biasanya. โBapak sering turun dan menyalami warga tapi tidak ada tuh yang namanya tutup-tutup jalan. Bapak memang gak mau mengganggu aktivitas masyarakat termasuk aktivitas jalan raya,โ akunya. Sebagai Dantim, ia mengaku sudah beberapa kali ke Manado mengawal presiden. Dan dalam pengawalan tersebut, semuanya harus maksimal. โHarus maksimal karena kita kawal RI 1, VVIP, bukan VIP lagi. Semuanya kita kroscek sejak tiga hari sebelum kedatangan presiden. Mulai dari lokasi kegiatan, jalan yang akan dilalui, makanannya, listriknya, AC di hotel bahkan sampai tali labrang lift kita cek. Semuanya harus aman karena kita ngamanin presiden. Orang-orang di wilayah juga kita cek. Saya sesekali harus berhadapan dengan Kapolda, Pangdam dan sebagainya. Jadi, yah mohon izin, kadang sering hadangin jenderal. Tapi ya sudah begitu,โ seloroh Wibowo tersenyum. Menariknya, meski sudah sering mengawal presiden ke Manado, namun baru kali ini ia mengetahui ada istilah โkopi stengaโ di kota ini. โWaktu ke Jalan Roda kami viral dengan sebutan kopi setengah. Dan setelah diketahui artinya, ternyata lucu. Beli kopi setengah gelas, ditambah air lagi, jadinya satu gelas, hahaha, bayarnya tetap harga setengah gelas,โ selorohnya. โTapi di sini (Rukop Billy 17), kopinya gak bisa setengah yah?โ candanya sembari mencicipi kopi susu dan onde-onde. Dalam perbincangan bersama Komentaren, Wibowo ikut ditemani Mayor Aly Akbar dan seorang lagi anggota Paspampres serta Ketua Banwas PD Pasar Manado Fery Keintjem. Dan meski mereka adalah orang dekat presiden, namun perbincangan di rumah kopi itu berlangsung penuh keakraban. Sama sekali tidak ada mimik wajah watak, mata melotot, seperti halnya ketika mereka sedang bertugas. Ini karena pada umumnya, Paspampres Jokowi dikenal sebagai prajurit pengamanan yang ramah kepada masyarakat maupun pengguna jalan.(yha)

redaksikomentaren@gmail.com