oleh

Musik Kolintang Ternyata Pernah Tampil di Gedung PBB

Komentaren.net- Kolintang, alat musik tradisional asal Minahasa (Sulawesi Utara) ternyata pernah dimainkan di Gedung Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat (AS).

Tampilnya tim Musik Kolintang diprakarsai warga kawanua di AS, dan disaksikan langsung Jusuf Kalla dan Retno Marsudi selaku Wapres dan Menlu RI saat menjadi delegasi Indonesia pada pertemuan internasional di PBB yang dihelat 22 September 2016 silam.

Tim Kolintang dari Pinkan Indonesia dan AS ini mampu tampil memukau bagi para delegasi dari berbagai negara yang hadir, sekaligus jadi ajang pengakuan alat musik tradisional milik Indonesia asal Minahasa ini di ajang internasional.

“Tidak sembarang untuk bisa tampil di dalam gedung PBB. Kami bisa tampil melalui perjuangan yang panjang. Ini semua karena ingin kolintang mendapat pengakuan dunia sebagai alat musik tradisional negara kita, terlebih dari Minahasa,” ungkap Teddy Assa yang saat itu menjabat Ketua Pinkan (Persatuan Insan Kolintang Nasional) di AS.

Pada saat tampil di PBB, aku Teddy, seluruh anggota tim pemain maupun official, adalah warga kawanua di AS. Dan turut mendampingi Pinkan Indonesia yang diketuai Ny Any Sudibyo.

Adapun sejumlah warga kawanua yang menjadi tim kolintang di PBB saat itu, di antaranya Ronald Laloan, Frans Manopo, James Rumagit, Jeff Tendean, Chris Tumetel dan Teddy Assa.

Tampil dengan pakaian tradisional Minahasa, para pemain kolintang melantunkan lagu daerah Mars Minahasa, dan lagu-lagu perjuangan nasional seperti Halo-halo Bandung dan Anging Mamiri.

Diakui Teddy, saat performance, tim hanya punya waktu sempit, karena itu latihan sangat singkat. “Mungkin kami hanya latihan 4-5 kali sebelum tampil di Gedung PBB,” ungkap Assa.

Namun waktu yang singkat itu bisa dimanfaatkan sebaiknya, sekaligus mengurus berbagai perlengkapan lain, sehingga bisa tampil dan mengundang applaus para delegasi di Gedung PBB yang datang dari berbagai negara.

Para Kawanua AS ini tak hanya mengorbankan waktu dan tenaga, namun juga dana untuk mengenalkan kolintang di PBB.

Dan tak hanya itu. Sebelum tampil di PBB, Assa dkk juga tampil membawakan kolintang di Smithsonian Washington AS, sebagai salah satu tempat kebudayaan dan museum seni terkenal di Negeri Paman Sam.

“Ini semua kami lakukan demi mengenalkan kolintang kepada dunia,” akunya saat diwawancarai komentaren.net di New Jersey, baru-baru ini.

Perjuangan Pinkan AS bersama warga kawanua di negeri Paman Sam, menjadi salah satu sejarah eksistensi musik kolintang di dunia internasional, dimana Gedung PBB menjadi saksi sejarah pengakuan dunia atas keberadaan alat musik asal Minahasa ini.

Sayangnya sejak tampil di Gedung PBB, kontinuitas terkait eksistensi kolintang di dunia internasional, terutama dalam perjuangannya sebagai salah satu heritage dunia asal Indonesia, seakan jalan di tempat dan hanya sebatas pada jargon dan wacana. “Kami harapkan bisa ada action dan direalisasi segera,” harap Assa dkk. (fp)