KAMPANYE Pilkda 2020 diubah menjadi kampanye tidak langsung dengan memanfaatkan sosial media (sosmed). Hal tersebut untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19). Demikian Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian.
“Kampanye kita ubah agar kampanyenya tidak langsung, menggunakan sosial media, ada pertemuan terbatas dengan physical distancing, tapi nggak ada kampanye jor-joran, kampanye akbar,” ujar Tito dalam acara Talkshow yang disiarkan di Channel YouTube Heartline Network, Senin (01/-6).
Tito menjelaskan alasan pengunduran waktu Pilkada 2020 yang akan dilaksanakan bulan Desember nanti. “Kenapa Pilkada nggak ditunda 2021 saja? Apakah problem COVID-19 pada 2021 ini selesai? Siapa bisa jamin? Nggak ada. Terus nggak bisa jamin mau kapan, mundur 2022 siapa yang bisa jamin, ada waktunya kepala daerah ini berhenti masa jabatannya dan sementara diganti Plt. Plt tidak memiliki kewenangan penuh dan tidak bisa mengandalkan di bawah Plt. Kita perlu kepemimpinan power penuh,” ujarnya.
Tito mengatakan bahwa proses pencoblosan diatur menggunakan protokol kesehatan. Para petugas dan pemilih diminta menggunakan masker dan menjaga jarak. Pemilih nantinya akan dijadwal waktu kedatangan ke TPS.
“Masyarakrat yang akan memilih kemudian diatur jamnya, nomor sekian jam 7-8, jadi nggak semua datang,” katanya dilansir jitunews.
Menurutnya, di Pilkada 2020 ini akan ada dua isu yang dibahas, yaitu tentang Covid-19 dan ekonomi. “Nanti pemilu ini isinya cuma dua feeling saya, satu isunya COVID-19, kedua isu ekonomi,” tukas mendagri. (jtn)

redaksikomentaren@gmail.com