KOMENTAREN.NET – Realisasi anggaran Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Minahasa Selatan pada tahun 2017 lalu tampaknya tak berjalan mulus. Bagimana tidak, pada pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sulawesi Utara 2017 di Tondano masih menyisakan utang pengadaan seragam sebesar Rp.125 juta kepada pihak swasta.
Antje Durandt mengatakan bahwa hutang tersebut akan diganti dengan dana hibah Rp.186.400.000 kepadanya, namun sampai saat ini tidak berujung sejak 2017. “Jadi Dinas PU, melalui kadis yang baru dilantik memanggil saya, dan meminta saya tidak menanyakan dana itu lagi (biaya seragam, red). Dia bilang itu dia pe tahu,” kata Durant, Sabtu (25/04/2020) di kediamannya.
Dia menjelaskan, dirinya juga sempat bertemu dengan Ketua KONI Minsel James Arthur Kojongian (JAK) di salah satu tempat kopi di Amurang. “Jadi saya bertemu JAK di Topas, dan saya tanyakan bagaimana uang tersebut? Lalu JAK bertanya kesaya: kadis belum kasih? Saya bilang belum, terus JAK mengatakan: Ah bagitu dia, serta so abis lantik begitu dia. Jadi saya tunggu sampai hari ini tidak ada jawaban yang pasti,” ungkapnya.
Dirinya juga menunjukkan foto Bupati dan Wakil Bupati Minsel yang turut hadir dalam kegiatan Porprov Tondano tersebut. “Jadi saya minta kepada saudara kami yang terhormat Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulut, saya minta alangkah baiknya, jangan menyangkal, karena kami masih berpikir etika, kami tidak mau ribut, cuma mengingatkan kalau belum bayar ya bilang belum bayar. Kalau sudah bayar, tidak tahu melalui siapa. Seluruh pengurus KONI Minsel tahu tentang uang tersebut, untuk dibayar ke saya,” katanya.
Lanjut dikatakan pengusaha asal Amurang ini, bahwa dirinya tidak menggunakan perusahaan untuk meminjamkan uang tersebut. “Sampai saat ini saya tidak tahu dana hibah 2018 sudah cair atau belum. Karena kewenangan ada pada mereka. Saya masih memiliki etika baik, karena ini sudah lama, tapi dengan dia (JAK) menyuruh Kadis tangani, tapi Kadis hanya begitu terus. Saya juga tidak tahu jika Kadis yang akan bayar, tapi Kadis sendiri yang panggil saya,” ungkapnya.
Untuk itu, dia mengharapkan Ketua KONI Minsel untuk memikirkannya secara bersama. “Cuma saya juga tidak setuju jika mengatakan sudah lunas, karena jika sudah lunas, bayarnya melalui siapa? Sampai saat ini uang tersebut tak kunjung tiba. Jika memang tidak ada niat baik, maka saya akan tempuh jalur hukum,” tukasnya seraya menambahkan bahwa uang seragam tersebut diambil Sam Slat, Louis Mandagi dan Yano Dotulong.
Terpisah, Ketua KONI Minsel James Arthur Kojongian mengaku telah membayar seragam Porprov 2017 di Tondano. “Ini sudah 2020, pastilah terbayar,” ungkap Politisi Golkar tersebut via whatsApp seraya membantah memberi arahan kepada Kadis PU Minsel.
Dilain pihak, Plt Kadis Pekerjaaan Umum(PU), Ventje Karauwan mengatakan bahwa kewajiban pembayaran seragam tersebut pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. “Dana hibah KONI di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. Jangan tanya ke saya,” terang Karauwan melalui sambungan telepon. Sementara itu, Kadispora Minsel Fietber Raco ketika ditanya via whatsapp di nomor 08534386*** tidak memberikan jawaban.(bil)

redaksikomentaren@gmail.com