- Selasa 5 Maret 2019, Pimpinan dan Staf PGI diterima oleh Presiden Jokowi di Istana Merdeka. Presiden, didampingi oleh Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, menerima rombongan dalam suasana kekeluargaan.
- Mengawali pertemuan, Ketum PGI, Pdt Dr Henriette Lebang, menyampaikan beberapa hal, antara lain:
a. MPH-PGI mengapresiasi kesediaan Bapak Presiden menerima Pimpinan dan Staf PGI hari ini.
b. Menyambut Pemilu 2019, Ketum menyampaikan keprihatinan terkait dengan maraknya hoaks dan pembohongan-pembohongan publik serta ujaran kebencian yang dapat memecah belah kita hanya karena pilihan yang berbeda. Ketum juga menyampaikan keprihatinan dengan adanya fenomena pertarungan ideologi, karena munculnya gagasan alternatif terhadap Pancasila.
c. Terkait dengan Pemilu ini, MPH-PGI telah mengeluarkan beberapa himbauan agar semua warga gereja ikut aktif dalam Pemilu ini dan menghindarkan diri dari Golput. Ketum juga menyampaikan bahwa bagi gereja-gereja, ikut mencoblos adalah juga panggilan iman. Dalam rangka ini, Ketum juga menjelaskan banyak gereja-gereja di tingkat sinode hingga jemaat menyelenggarakan ragam bentuk voter education. Bahkan ada jemaat-jemaat yang mendirikan semacam posko untuk menjadi pusat informasi terkait pemilu yad. PGI sendiri sudah melakukan beberapa ToT untuk Pemilu Damai. - Meresponi hal-hal tersebut, Presiden Jokowi, antara lain, berkata: โTidak usah kuatir dengan Pilpres nanti. Memang kelihatannya agak memanas, tapi itu biasa di setiap Pilpresโ. Beliau mengungkapkan bahwa memang ada persoalan ideologis bagi sementara pihak, tetapi sejauh ini masih bisa diatasi. Apa yang terlihat sekarang ini adalah buah dari pembiaran selama bertahun-tahun atas muncul dan berkembangnya kelompok-kelompok dengan ideologi yang bertentangan dengan Pancasila. โItu sebabnya kita segera bubarkan dan larang HTI.โ, demikian Presiden.
- Selanjutnya Ketum menyampaikan bahwa tahun ini juga PGI akan menyelenggarakan Sidang Raya pada Nopember yad di Sumba. Ketum menyampaikan penyesalan bahwa Ketua Sinode GKS, yang menjadi host SR tersebut, tidak bisa hadir hari ini karena masalah jadwal penerbangan yang tidak pas. Pada kesempatan ini Ketum menyampaikan Undangan kepada Presiden untuk menghadiri SR tersebut.
- Disampaikan juga kepada Presiden, sebagai bagian dari persiapan Sidang Raya, PGI akan menyelenggarakan Konperensi Gereja dan Masyarakat, 28-31 Maret yad di Manado. KGM ini adalah sebuah studi yang dilakukan oleh pimpinan gereja anggota PGI bersama ragam lapisan warga untuk studi kecenderungan masalah-masalah sosio-ekonomi, politis dan budaya untuk setidaknya lima tahun ke depan. Dalam kaitan ini, PGI berharap Presiden bisa hadir dalam Pembukaan KGM ini, yang kepanitiaannya diketuai oleh Olly Dondokambe (Gubernur Sulut). Lalu Bapak Olly menjelaskan sedikit tentang latar belakang KGM ini.
- Ketum dan Sekum PGI, Pdt Gomar Gultom, juga menyampaikan harapan dan aspirasi masyarakat dan gereja di Papua yang berhasil dikumpulkan oleh PGI, baik melalui perkunjungan dan percakapan selama ini, maupun melalui KGM Papua Mei 2018 di Sorong, serta hasil perkunjungan Delegasi WCC ke Papua Pebruari 2019 lalu. Pada intinya Ketum dan Sekum menyampaikan harapan dihentikannya pendekatan keamanan, terutama operasi militer atau operasi pemulihan keamanan yang banyak menimbulkan luka batin di tengah masyarakat Papua. Juga disampaikan agar masalah Papua ditangabu dengan pendekatan kultural dan dialog yang lebih bermartabat serta merujuk pada semangat UU Otsus Papua.
- Selain mengharapkan kehadiran Bapak Presiden pada Sidang Raya yang akan datang, Sekum PGI juga mengharapkan dukungan Presiden untuk membantu PGI dalam hal logistik, karena akan menghadirkan ribuan peserta, yang disambut secara positif oleh Presiden.
- Di tengah-tengah percakapan, Bapak Presiden menjamu makan pimpinan dan staf PGI. Dan selanjutnya percakapan mengalir dalam diskusi yang hangat sambil makan siang.
- Pertemuan diakhiri dengab doa yang dipimpin oleh Sekum PGI.
Jakarta, 5 Maret 2019
Gomar Gultom (Sekum PGI)

redaksikomentaren@gmail.com