Manado, Komentaren.net – Pria bernama S ini mengaku divaksin AstraZeneca di Manado pekan lalu (24/03). Lokasi dirinya divaksin bersama teman-teman sejawatnya di Kantor PLN Suluttenggo.
“Sebelum divaksin, petugas katakan bahwa vaksin yang akan disuntik bukan Sinovac,” katanya. Saat disuntik, kata S, dia berikan lengan kiri. Beberapa jam setelah disuntik, yang dirasakannya hanya sedikit kram di bagian lengan.
Namun pada malam harinya, dia merasakan pusing. Kemudian suhu badannya panas dan demam. Mukanya kemudian memerah. “Saya alami panas sampai tiga hari,” aku S kepada komentaren.net.
Tak hanya panas, dia juga merasakan sedikit gatal-gatal di kulit seperti ada ‘biji panas’. Namun setelah tiga hari, panasnya mereda. Sehingga pada hari keempat, dia sudah merasakan pulih sehingga bisa beraktivitas normal tanpa merasa sakit lagi.
Namun begitu, dia merasa kuatir karena harus melakukan suntikan kedua lagi. “Semoga saja suntikan kedua tidak lagi mengalami demam,” aku S berharap.
Seperti diketahui, buntut adanya efek samping vaksin Corona AstraZeneca (AZ) di Sulawesi Utara (Sulut) ini, membuat Satgas Covid-19 di Sulut melakukan penghentian sementara penyuntikan vaksin AZ di Sulut. Bahkan kini kasus ini sudah dikaji pihak berkompeten, termasuk pihak World Health Organization (WHO). Hal ini disampaikan juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan RI, dr Siti Nadia Tarmizi.
Kementrian Kesehatan menyatakan sedang mengkaji temuan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) yang terjadi di Sulut. “Sedang dikaji WHO, ITAGI, dan Komnas KIPI,” ungkap dr Nadia dilansir detikhealth, Sabtu (27/03/2021) lalu.
Menariknya, kejadian ini hanya terjadi Sulut, sedangkan daerah lainnya belum diperoleh laporan adanya KIPI berat. “Yang (daerah) lain tetap jalan,” tukasnya.
Seperti diketahui Satgas Penanganan COVID-19 Sulut menyebut, dari 3.990 warga yang divaksin AstraZeneca, ada kejadian KIPI di antaranya demam, menggigil, nyeri badan, nyeri tulang, mual, dan muntah.
Buntut hal ini, Pemerintah Provinsi Sulut secara resmi menghentikan sementara pemberian Vaksin jenis AstraZeneca (AZ). Hal ini ditegaskan melalui surat edaran yang ditandatangani kadis kesehatan Provinsi Sulut, dr Debbie Kalalo tertanggal 27 Maret 2021.
Juru bicara Satgas Covid-19, dr Steven Dandel menyatakan Vaksinasi AZ dihentikan sementara untuk menunggu keterangan Kementrian Kesehatan dan WHO karena ada efek simpang.
“Ini dihentikan sementara karena ada efek samping sambil menunggu keterangan kementrian kesehatan dan WHO. Beberapa penerima Astrazaneca mengalami beberapa keluhan efek simpang. Rata-rata keluhannya demam, menggigil, sakit kepala, badan terasa sakit dan lemas,” jelas Dandel.
Lanjut Dandel, hal ini dilakukan sebagai langkah kehati-hatian, mengingat adanya angka kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) sebesar 5 sd 10 persen dari total yang divaksin AZ.
“KIPI ini hadir dalam bentuk gejala Demam, menggigil, nyeri badan, nyeri tulang, mual dan muntah. Kami perlu mempersiapkan komunikasi resiko kepada masyarakat untuk dapat menerima fakta ini. Supaya tidak terjadi kepanikan di masyarakat,”urai Dandel.
“Langkah ini juga perlu dilakukan untuk menyesuiakan pola dan pendekatan vaksinasi terutama yang targetnya adalah unit usaha atau institusi. Supaya tidak dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap karyawannya. Tetapi bertahap, agar supaya unit usaha tidak perlu ditutup kalau ada banyak karyawan yang terdampak KIPI,” tambahnya.
Untuk penerima Vaksin AZ di Sulut, disebut Dandel sudah tembus 3990 orang. “Baru di Kota Manado, Di Bitung belum mulai,”pungkasnya.(mon)
redaksikomentaren@gmail.com