SULAWESI Utara (Sulut) dijuluki Bumi Nyiur Melambai karena terkenal dengan perkebunan kelapa dan kualitasnya. Namun saat ini, kualitas kelapa di Sulut perlu diperbaiki, agar hasil panen petani kelapa bisa mendatangkan profit karena buahnya melimpah.
Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey pun mendorong pihak Balai Penelitian Tanaman Palma (Balit Palma), agar terus mengembangkan bibit kelapa unggul untuk meningkatkan produksi kelapa di Sulut.
Menurut Olly, peremajaan kelapa melalui penanaman bibit kelapa unggul yang mampu berbuah besar dan banyak ketika dipanen, dapat meningkatkan perekonomian petani kelapa. Hal ini disampaikan Gubernur Olly saat video conference membahas pengembangan kelapa di Sulut dengan Kepala Balai Penelitian Tanama Palma (Balit Palma) Kementerian Pertanian RI, Ismail Maskromo, di kediamannya, Desa Kolongan, Kabupaten Minahasa Utara, Senin (22/06/2020).
Vidcon yang juga diikuti Kadis Perkebunan Sulut Refly Ngantung, perwakilan Unsrat Deddy Tooy dan Direktur Eksekutif International Coconut Community (ICC) Jelfina Allouw itu, Gubernur Olly mengungkapkan hasil buah kelapa saat ini sudah menurun jauh dibandingkan dulu.
โTentunya kita harus lakukan perbaikan untuk tanaman kelapa kita, agar supaya cost produksi kelapa ini turun. Kalau dulu satu kali nae tiga oki. Itu dapat 30 butir. Sekarang nae tinggal dapat satu setengah oki,โ katanya.
Itu artinya, lanjut Olly, biaya panjatnya sudah tidak bisa lagi menutupi kelapa yang turun ke bawah ini. โIni tidak bisa menutupi biaya produksi,โ tandas gubernur yang tahu banyak tentang seluk-beluk perkelapaan.
Gubernur Sulut ini optimis, jika program pengembangan bibit kelapa unggul tuntas, maka tanaman kelapa kembali menjadi primadona di Sulut. โSaya kira kalau ini kita bisa tuntas, saya kira kelapa menjadi primadona lagi di Sulut. Misalnya Balit Palma sudah punya bibit-bibit unggul yang bisa kita kembangkan cara pembibitannya, ini yang harus kita dorong,โ ungkap Olly.
Ditambahkannya, Pemprov Sulut juga berupaya menyediakan lahan ratusan hektar untuk mendukung penuh pengembangan kelapa. โDukungan dari pemerintah provinsi kan jelas, bahwa kami sementara bernegosiasi dengan Menteri BUMN yang PTPN 14 untuk kita ambilalih lahannya. Nah itu kalau pemerintah yang pegang, kita akan kasih ke Balit Palma 100 hektar, dan 100 hektar itu ke Unsrat. Jadi 200 hektar itu penggunaannya untuk penelitian kelapa, itu komitmen kita nggak pernah keluar dari situ,โ urai Olly mengharapkan, keseriusan Balit Palma untuk mengembangkan kelapa di Sulut sehingga dapat dirasakan seluruh masyarakat Sulut. โBagaimana Balit Palma melakukan penelitian sehingga masyarakat di Sulut betul-betul merasakan perannya,โ imbuhnya. (vil/sbr*)

redaksikomentaren@gmail.com