oleh

Elektabilitas OD Sangat Kokoh, Ini Alasannya Menurut LSI

PENELITI Lembaga Survei Indonesia (LSI) dalam surveinya menyebut, elektabilitas petahana (Olly Dondokambey–OD) di Pilgub Sulut 2020, sangat kokoh dan sulit terkejar kompetitor lainnya. Ada 4 penyebab elektabilitas OD kokoh menurut LSI. ย ย 

Pertama, menurut LSI, karena tingkat kepuasan terhadap Petahana OD di atas 80 % atas survey mereka. Dimana mereka yang puas dan cukup puas dengan kinerja Olly Dondokambey sebagai petahana sebesar 84.7%, sedangkan yang menyatakan kurang puas dan tidak puas sama sekali hanya sebesar 11,4%.

Selain kepuasan persepsi keberhasilan Petahana diapresiasi lebih tinggi, dimana mereka yang menyatakan petahana sangat berhasil dan cukup berhasil sebesar 85,5%, sedangkan yang menyatakan kurang berhasil dan tidak berhasil sama sekali kurang dari 10% yaitu hanya sebesar 9,5%.

Penyebab atau alasan keduamenurut LSI, tingkat popularitas atau pengenalan yang tertinggi juga tingkat kesukaan yang tinggi, Olly Dondokambey (OD) dikenal oleh 90,5% dan disukai sebesar 91,4%. kedua tertinggi Elly E. Lasut (E2L) dikenal sebesar 79% dengan tingkat kesukaan sebesar 75,3%, selanjutnya G.S Vicky Lumentut (GSVL) dikenal 67,8% dengan tingkat kesukaan sebesar 73,3%,  Christiany Eugenia Paruntu atau Tetty Paruntu dikenal sebesar 64,8% dengan tingkat kesukaan sebesar 76,2%, dan Vonny A. Panambunan (VAP) dikenal sebesar 59,3%. dengan tingkat kesukaan sebesar 66,3%,

Alasan berikutnya, tergambar dari persepsi menginginkan kembali petahana yang tinggi, dimana mereka yang menginginkan petahana menjabat kembali sebagai Gubernur Provinsi Sulawesi Utara sebesar 69%. Merekayang tidak menginginkan sebesar 14,8% dan yang tidak menjawab sebesar 26,2%

Demikian salah satu temuan survei LSI Denny JA sebgaiaman disampaikan peneliti LSI Ikra Masloman di Manado, Minggu (09/08/2020). Survei ini dilakukan pada bulan April 2020, dengan menggunakan 800 responden. Survei dilakukan dengan sample di seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Utara, menggunakan metode multistage random sampling. Sedangkan wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Margin of error survei ini 3,5 persen. (sbr/vil)