oleh

Dr Liando: ODSK 2 Periode, Bentuk Keajaiban Politik

RENCANA top eksekutif Sulut, Olly Dondokambey dan Steven Kandouw (ODSK) untuk kembali berpasangan di Pilkada 2020, dinilai sebagai bentuk keajaiban politik di Indonesia. “Sebab jarang sekali jika pasangan kepala daerah akan kembali berpasangan di periode kedua mereka.

Hal itu disebabkan kebanyakan pasangan kepala daerah hanya harmonis selama 6 bulan pertama. Setelah itu mereka konflik dan tidak harmonis lagi,” ungkap Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisip Unsrat, Dr Daud Ferry Liando SIP MSi kepada Komentaren, Senin (25/11/2019).

Menurut Liando, sebagaimana disampaikan mantan Dirjen Otda Kemendagri Sonny Sumarsono, sedikitnya 75 persen pasangan kepala daerah tidak harmonis. “Oleh sebab itu, sikap Pak Olly dan Pak Steven tetap harmonis sampai di akhir masa jabatan, tentu bukan hal yang biasa. Hanya sedikit yang mampu bertahan seperti itu,” ungkap Liando.

Tidak harmonisnya kepala daerah, kata Liando berimplikasi tidak baik di birokrasi pemerintahan. “Di sejumlah daerah, kinerja birokrasi menjadi buruk diakibatkan karena kepemimpinan daerah terjadi kepemimpinan kembar. Sebagian aparat loyal pada kepala daerah, dan sebagian aparat loyal kepada wakil kepala daerah. Akibatnya pretasi ASN tidak dinilai karena kinerja, tetapi dinilai berdasarkan ketaatan atau loyalitas. Jika benar Pak olly dan Pak Steven akan berpasangan kembali, pasangan ini akan menjadi role model bagi politisi lain. Terutama kiat ODSK sehingga 4 tahun tetap kompak, dan kemudian akan berpasangan kembali pada periode selanjutnya,” ulas Liando.

Doktor Ilmu Kebijakan Publik ini menyoroti sejumlah pemerintahan kabupaten/kota di daerah ini yang dinilainya tidak pantas

diteladani. “Sebab sebagian besar kepala daerah dan wakilnya konflik mulai dari awal menjabat hingga akhir masa jabatan. Ini contoh yang tidak baik. Bagaimana mengurus rakyat yang begitu banyak sedangkan mengurus pasangannya saja amat sulit?.”

Oleh karena itu, cara ODSK menjaga keharmonisan sebagai top eksekutif Sulut, patut dicontoh oleh kepala daerah lain. Di mata masyarakat, katanya, image buruk jika melihat pemimpinnya tidak kompak “Ibarat Tom and Jerry (selau bertengkar, red),” Kata Liando menganalogi.

Untuk itu, dia mengatakan secara objektif, perlu ada apresiasi bagi kepala daerah yang tetap harmonis sampai akhir periode, apalagi jika tetap berpasangan di periode kedua mereka. (rik/mon)