KOMENTAREN.NET, Bitung – Tragedi batal tampilnya ratusan peserta tarian Maengket dari perwakilan Sekolah Dasar (SD) di Kota Bitung di kegiatan Festival Pesona Selat Lembeh (FPSL) pada awal bulan Oktober lalu kembali ‘dikorek’ oleh pihak DPRD Kota Bitung.
Hal ini terungkap dengan dilaksanakannya Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara pihak DPRD Bitung dengan pihak Event Organizer (EO) dan Dinas Pariwisata Kota Bitung oleh pihak Komisi 2 terkait Festifal Pesona Selat Lembeh (FPSL) yang telah dilaksanakan belum lama ini. Salah satu wacana yang dibahas dalam RDP ini yaitu terkait batalnya tarian Maengket yang membuat orangtua peserta Maengket kecewa berat.
DPRD Bitung lewat Ketua Komisi II Erwin Wurangian didampingi Geraldi Mantiri SE dan Rafika Papente serta Ahmad Syarifudin Illa dan Steifly Tangka CS meminta agar kejadian batal manggungnya tarian Maengket meminta agar EO dan Dinas Pariwisata meminta maaf kepada pihak-pihak yang dirugikan juga kedepan agar Dinas Pariwisata dapat memperhatikan EO lokal agar jangan hanya menjadi penonton di wilayah sendiri dan mengutamakan EO dari luar. “Dan yang ketiga diharapkan pada tahun mendatang pelaksanaan FPSL agar lebih baik lagi,” kata Putra mantan Ketua Golkar Bitung Alm Drs Fenny Wurangian SH ini.
Mendengar telah dilaksanakannya RDP mengenai FPSL apalagi mengenai tarian Maengket membuat Dinas Pendidikan angkat bicara melalui Kepala Dinas Julius Markus Ondang MSi dirinya sangat kecewa pihaknya tidak dilibatkan sebab masalah tarian Maengket melekat kalangan siswa SD.
“Saya tidak menyalahkan pihak DPRD. Akan tetapi alangkah baiknya meskipun Komisi 2 tidak ada kaitanya dengan Dinas Pendidikan namun ini terkait FPSL dan membahas mengenai masalah batalnya tarian Maengket tentu kami juga sangat ingin secara terbuka menjelaskan siapa yang salah dalam persoalan dibatalkannya tarian Maengket ini,” kata Ondang.
Sebab intinya kami diundang oleh panitia untuk tampil pada tarian Maengket dan seluruh SD kami sudah umumkan dan mereka datang. “Namun malang pada hari pelaksanaan tarian Maengket tiba-tiba tidak tampil. Inikan sangat megecewakan kami dan para siswa serta orangtua,” tandasnya. Menurut Wurangian bahwa memang dalam RDP yang diundang hanya Dinas pariwisata dan EO sebab pihaknya hanya menanyakan akan persoalan FPSL lalu.
Sementara itu EO FPSL yang kerap disapa Kang Satria menyampaikan bahwa sebenarnya tarian Maengket tidak dibatalkan. “Namun intinya disini ada komunikasi antara pihak Panitia dan Dinas Pendidikan tidak sampai dari penyelenggara ke pelatih-pelatih dari Dinas Pendidikan yang sebenarnya tarian Maengket ini tidak dibatalkan namun jam manggungnya hanya digeser saja. Namun keadaan berubah dengan adanya salah satu Orangtua tersulut emosi sampai terjadi keributan. Padahal tarian Maengket akan dipakai saat Menteri kembali dari dermaga dan diiringi tarian Maengket ini. Intinya hal ini hanyalah miss komunikasi saja dan kami juga memohon maaf,” kata Satria didampingi Kadispar Pingkan Kapoh.(nan)

redaksikomentaren@gmail.com