Manado, Komentaren.net – Sebuah krans ucapan duka dikirimkan ke Kantor DPRD Sulawesi Utara, Senin (22/03/2021). Papan krans yang dihiasi dengan bunga berwarna kuning dengan latar warna biru itu diletakkan di depan kantor wakil rakyat di bilangan jalan utama Kayuwatu tersebut.
Ukuran papan duka berukuran cukup besar itu menarik perhatian sejumlah anggota DPRD dan kalangan pegawai, serta masyarakat yang kebetulan bertamu ke DPRD Sulut.
Pada papan krans itu tertulis dari Gerakan Perempuan Sulut. Dan isinya menyebut “Menyampaikan Dukacita Mendalam atas Matinya Rasa kemanusiaan DPD I dan Fraksi Partai Golkar Sulut”.
Jull Takaliuang dari Gerakan Perempuan Sulut (GPS) saat dihubungi terkait kriiman krans tersebut mengatakan, karangan bunga tersebut merupakan simbol ungkapan kekecewaan dan kesedihan GPS atas ketidakpekaan pimpinan DPD 1 Partai Golkar Sulut yang mengaktifkan kembali JAK (James Arthur Kojongian) pada sebagai Ketua Harian (DPD I Golkar Sulut).
“Sementara publik Sulut telah melihat perbuatan bejat JAK secara kasat mata melalui media sosial, bahkan yang bersangkutan telah mengakui. Jadi, harusnya sebagai pejabat publik, sangat tidak pantas mempertontokan hal-hal yang melanggar kode etik dan moral seorang pejabat public,” katanya.
Disesalkannya, seharusnya Ketua DPD 1 Sulut yang juga seorang perempuan lebih peka untuk mendorong pembebasan perempuan dan anak dari tindak kekerasan para pelaku. “Siapapun itu, apalagi yang menjadi korban adalah keluarganya sendiri. Kenapa pelaku justru diaktifkan kembali? Sebagai partai besar, Golkar harusnya punya tanggung jawab mewujudkan tujuan SDG’S, salah satunya adalah penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak.”
Fakta yang terjadi, lanjut dia, dalam kasus ini malah DPD Golkar Sulut sebagai partai menunjukkan sikap pro pada pelaku kekerasan.
“Dan taruhan besarnya adalah elektabilitas partai ke depan. Siapkah? Karena kami GPS akan mengkampanyekannya kepada publik secara masiv soal ini,” tukasnya. (sbr/rik)
redaksikomentaren@gmail.com