Manado, Komentaren.net – “Perhatian super” ditunjukkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno saat melakukan kunjungan kerja di daerah yang masuk lima destinasi super prioritas di Indonesia ini.
Sandiaga yang mendarat di Bandara Sam Ratulangi Manado, Jumat (04/03/2021) lalu, tak tanggung-tanggung membooyng langsung 50 investor untuk melihat potensi bisnis di Bumi Nyiur Melambai ini.
Tak hanya itu, dia juga memberi perhatian khusus terkait Bandara Sam Ratulangi yang sedang diperluas dengan style penampilan modern. Menurutnya, bandara internasional di Manado, akan memberi dampak yang luar biasa bagi kebangkitan perekonomiantak hanya di tingkat local (Sulut), namun juga dalam skop yang lebih luas.
Seperti diketahui bandara yang menggunakan nama pahlawan nasional asal Sulut (Dr Sam Ratulangi) ini, bakal diperluas menjadi 57.296 meter persegi, dari sebelumnya 26.482 meter persegi. Nantinya dengan penambahan luas, Bandara Sam Ratulangi bisa menampung 5.729.600 penumpang setahun. Saat ini masih hanya dapat menampung 2.641.800 penumpang.
“Kapasitas bandara ditingkatkan hampir 3 kali lipat, menuju 5,7 juta (penumpang, red). Kami harapkan seiring dengan diatasinya pandemi Covid-19, dengan angka penularan yang terus kita tekan, kepatuhan disiplin, testing tracing, treatment, dan vaksinasi, bandara ini mudah-mudahan dapat menjadi awal kebangkitan ekonomi Sulawesi Utara dan pariwisata Indonesia,” kata Menparekraf Sandiaga.
Bahkan dia optimis, bandara Sam Ratulangi akan menjadi tonggak kebangkitan ekonomi Sulawesi Utara dan Indonesia. Dia pun akan berupaya pembangunannya bisa tepat waktu, tepat manfaat, dan tepat sasaran.
Dan memang hal itu merupakan keharusan, mengikngat Sulut dalam hal ini Likupang, adalah destinasi super prioritas, sehingga harus mendapatkan super perhatian khusus. Katanya, dalam membangun infrastruktur harus on time, on track dan on budget.
“Kita ingin tunjukan bahwa pembangunan infrastruktur ini akan membangkitkan kembali ekonomi kita. Saya ingin bandara ini bisa selesai tepat waktu, tepat manfaat dan tepat sasaran. Hari ini saya boyong 50 investor, untuk lihat potensi Sulut,” tandasnya menyebut, pihaknya akan all out membangun pariwisata di Sulut.
Terkait super prioritas dan super perhatian yang ditunjukkan Pemerintah bagi Sulut, Sandiaga terlihat serius ketika bertemu Gubernur Sulut Olly Dondokambey pada Sabtu (06/03). Keduanya membahas khusus terkait KEK Pariwisata, bersama para stakeholder, guna menunjang pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang menjadi super priroitas.
Diketahui, pengembangan KEK Likupang bertujuan meningkatkan investasi, menciptakan lapangan pekerjaan dan membuat model terobosan pengembangan kawasan melalui pengembangan industri dan jasa pariwisata bertaraf internasional.
Pengembangan KEK Likupang yang berdaya saing, dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak, diantaranya pemerintah pusat, pemerintah daerah (pemda), serta masyarakat sekitar KEK tersebut berada. Dukungan itu harus terencana, terintegrasi, dan dilaksanakan secara berkesinambungan.
Di KEK Likupang akan dikembangkan resort, akomodasi, entertainment dan MICE. Sedangkan, di luar area KEK akan dikembangkan pula Wallace Conservation Center dan Yacht Marina.
KEK Likupang yang dibangun di atas lahan seluas 197,4 hektare direncanakan akan dikembangkan dalam tiga tahap. Tahap pertama akan dibangun sekira 92,89 hektare pada kurun waktu tiga tahun, yaitu 2020 hingga 2023.
Pembangunan tahap pertama sesuai rencana akan terdapat resort, area komersial, danau, cultural village, dan ruang terbuka hijau. Jadi, total target investasi sebesar Rp 164 miliar untuk pembangunan kawasan KEK Likupang di tiga tahun pertama. Sedangkan, target investasi pelaku usaha dalam tiga tahun pertama adalah Rp 750 miliar.
Sebelum terjadi pandemi Covid-19, KEK Likupang diharapkan dapat meningkatkan serapan wisatawan mancanegara di Sulut sebesar 162 ribu orang pada tahun 2025. Jumlah ini menyerap sekitar 16% dari target yang ditetapkan oleh Gubernur Sulut yaitu 1 juta wisatawan mancanegara pada tahun 2025. Selain itu, KEK Likupang diprediksi mampu memberikan kontribusi pada pendapatan devisa, di tahun 2030 sebesar Rp 22,5 triliun.
Secara terpisah, Kemenpar sendiri memberi perhatian khusus dengan kembali menggelar sosialiasi simulasi penerapan CHSE MICE di Sulut, agar bisnis pariwisata di daerah ini menggeliat di tengah pandemi. Simulasi dan sosialiasi itu digelar di Hotel Sutanraja Minut, selama tiga hari dan baru berakhir Sabtu (06/03/2021).
Dalam kegiatan sosialisasi yang dihadiri para stakeholder tersebut, Kemenpar ternyata sudah menyiapkan agenda pariwisata MICE di Sulut dengan menggelar Internasional Conference pada September 2021 nanti. (rik)
redaksikomentaren@gmail.com