43 tahun lamanya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjalani rumah tangga dengan Ibu Ani Yudhoyono. Cinta suci keduanya kini dipisahkan oleh kematian, ketika Sabtu, 1 Juni 2019 di National University Hospital, Singapura sekitar pukul 11.50 waktu setempat, Ibu Ani menghembuskan nafasnya yang terakhir. ย
Meski sudah tahu akan konsekuensi sakit kanker darah yang diderita sang belahan jiwa, namun ketika maut memisahkannya dengan Ibu Ani, Presiden RI ke-6 itu sangat terpukul. Tangis sang jenderal tak tertahan. Raut mukanya memancarkan kesedihan yang amat sangat.
Sesaat setelah jasad Ibu Ani dimandikan, SBY pun mengajukan permintaan terakhirnya. Hal ini dikisahkan Sekjen Parta Demokrat Hinca Panjaitan.
“Dia (Pak SBY) ingin mencium berkali-kali. Dan tentulah itu kami siapkan,” kata Hinca. SBY pun mencoba untuk ikhlas melepas kepergian belahan jiwanya untuk selama-lamanya.
Di hari terakhirnya, Ibu Ani ditemani seluruh keluarga besarnya.
“Semua (keluarga besar) di sini,” kata Hatta Rajasa di Komplek NUH mewakil keluarga besar Susilo Bambang Yudhoyono dalam pernyataannya kepada pers seperti ditayangkan sejumlah televisi.
Menurut Hatta, seluruh anggota keluarga SBY merasa kehilangan dengan sosok Ibu Ani. Namun dia memastikan putra dan menantu sudah ikhlas melepas kepergian Ibu Ani. Termasuk SBY. Menurut Hatta, sebagai suami yang telah mendampingi selama 43 tahun, terlihat rasa duka yang mendalam dari besarnya tersebut. “Namun beliau ikhlas menerima takdir Allah,” kata Hatta. (sbr/mdc)

redaksikomentaren@gmail.com