oleh

BARMAS Prihatin Pudarnya Tradisi Tonsea

KOMENTAREN.NET, Airmadidi – Kemajuan iptek yang merambah di banyak sendi kehidupan manusia saat ini kerap memudarkan nilai-nilai tradisional. Tak terkecuali nilai dan tradisi Tonsea di kalangan masyarakat Minahasa Utara.

Keprihatinan ini disampaikan Barisan Masyarakat Adat Sulawesi Utara (BARMAS) saat bertatap muka dengan wabup Minahasa Utara Ir. Joppi Lengkong Msi, Selasa (23/07). Pengurus BARMAS yang menemui wabup yaitu tonaas wangko Decky Maengkom selaku ketua umum, tonaas harian Sevry Nelwan, tonaas Manado Michael Salim, dan tonaas Minahasa Utara Defly Lengkey.

Kepada Komentaren usai pertemuan, Sevry Nelwan mengatakan kedatangan kepada wabup Minut untuk meminta dukungan dan komitmen pemerintah Minut dalam mempertahankan identitas Tonsea sebagai ciri khas kabupaten Minut.

Ia mencontohkan sejak Minut menjadi daerah otonom, hingga kini tak ada bangunan di Minut yang menjadi ciri khas Tonsea. “Misalnya, sampai sekarang tak ada objek yang menegaskan ciri khas Tonsea. Kantor bupati atau gedung perkantoran lainnya termasuk tapal batas di Minut justru bernuansa arsitektur modern. Kalau waruga dan sebagainya adalah peninggalan leluhur dan sudah ada sejak dulu ,” ucap Nelwan.

Seharusnya, imbuh Nelwan, pemkab dan DPRD Minut yang sering studi banding keluar daerah mencontohi kantor-kantor kepala daerah lain yang dibangun dengan menampilkan ciri khas daerah masing-masing.

Lanjut Nelwan, BARMAS juga ingin menemui Bupati Vonnie Anneke Panambunan secara resmi untuk menyampaikan hal yang sama. Namun belum mendapat respon dari orang nomor satu di Minut. “Kalau menemui bupati dalam kapasitas pribadi sudah pernah. Tapi itu kan lain,” katanya.

“Sampai sekarang kami memang belum mendapat lampu hijau dari bupati untuk menemui secara resmi dengan beliau. Baru wabup yang menerima kami,” pungkas Nelwan sembari menegaskan BARMAS tak berafiliasi dengan parpol manapun.(art)