KAWASAN pengembangan Kota Manado yang baru tampaknya akan berada di wilayah Mapanget. Dan bukan tidak mungkin, lokasinya akan menjadi sentra pemerintahan menuju Manado kota metropolitan.
Hal ini tersirat dari pernyataan Walikota Manado GS Vicky Lumentut yang mengungkapkan, saat ini pemkot sedang menyiapkan lahan 5000 hektar guna menindaklanjuti program di era kota layak huni dan kota baru. Salah satunya pemerintah akan membangun gedung pelayanan publik.
โAda lahan 5000 hektar milik pemerintah kota yang saat ini sedang disiapkan. Kalau soal mall pelayanan publik masih sewa gedung di Mantos lantai dua. Tapi ke depan pemerintah akan bangun sendiri, ada lahan pemerintah di daerah Mapanget,” ujar walikota dua periode itu saat memberikan pemaparan program pemerintah pada kegiatan orientasi Anggota DPRD Manado di Swissbel-Hotel Maleosan, Rabu (11/09).
Pernyataannya ini menurutnya, menindaklanjuti instruksi Menteri PANRB terkait jangka waktu pelayanan. โMenteri PANRB sempat menyinggung soal pelayanan publik untuk bisa dipercepat. Jadi sebagai salah satu kota maju kita terjemahkan dengan rencana ini. Apalagi kemarin Pak Presiden sempat meminta kalau bisa pelayanan publik prosesnya hitungan jam saja, jangan sampai berminggu-minggu,” ujarnya.
Walikota sendiri berharap rencana tersebut dapat diimplementasikan melalui kerjasama antara legislatif dan eksekutif. โSaya kira dukungan dari legislatif akan menjadi nilai tambah bagi kelangsungan pembangunan lewat revisi RTRW dan juga dokumen RPJMD yang akan dibahas bersama. Butuh dukungan lewat sinergitas antara legislatif dan eksekutif. Secepatnya akan direalisasikan,” pungkas Vicky Lumentut.
Dalam rangka mengejar target pertumbuhan ekonomi ambisius sampai 5,7%, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyusun rencana pengembangan 10 kota metropolitan baru. Salah satunya Kota Manado sebagai kawasan metropolitan.
Deputi Pengembangan Regional Bappenas Rudy Prawiradinata menyatakan, sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 menargetkan tingkat pertumbuhan ekonomi mencapai 5,4%-6,0%, salah satu upayanya dengan membuka kota metropolitan baru. Rudy menyatakan bahwa ke depan, perkotaan menjadi daya ungkit yang besar menumbuhkan ekonomi dalam target rata-rata 5,7%. Berkaca dari dokumen RPJMN 2020-2024, antara 2010-2018, populasi penduduk perkotaan meningkat 27 juta dengan laju pertumbuhan 2,5%.
Maka dapat dipastikan peningkatan jumlah penduduk selain menambah pertumbuhan ekonomi tetapi juga membutuhkan infrastruktur dasar yang memadai. Jika tidak, maka akan menurunkan kualitas kesejahteraan masyarakat. “Melalui proses urbanisasi proyeksinya 73% ada potensi [pertumbuhan], maka kami harus menyiapkan kota kalau kotanya bagus bisa meningkatkan 3% poin pendapatan per kapita,” ujar Rudy di Hotel Borobudur, Selasa (10/09).
Rudy memastikan perlu ada sinkronisasi pembiayaan di tingkat pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk pembiayaan pembangunan kota metropolitan. (rol)

redaksikomentaren@gmail.com